Pemahaman sekaligus pengaplikasian dengan baik dan benar merupakan harapan utama saya dalam mata kuliah Humanistic Studies sehingga saya sebagai Guru mampu menyampaikan apa dan bagaimana toleransi itu tercipta.
Toleransi dalam arti global mulai hilang dan dianggap sesuatu yang tabuh di kalangan masyarakat, terutama di kalangan masyarakatn lapisan bawah yang notabenenya mudah terprovokasi dengan perkara-perkara yang mereka sendiri tidak memahaminya. Atas nama keyakinan atau harga diri tidak sedikit dari saudara-saudara kita bersiteru sehingga menimbulkan bentrok atau konflik yang menimbulkan korban jiwa.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara saya sadar akan kehadiran elemen lain di luar diri serta kehidupan saya. Hal-hal yang tidak sependapat dan idiologi yang tidak searah bisa saja menyulut perselisihan bila tidak diimbangi dengan ilmu dan pemahaman bahwa dunia ini akan terasa sepi tanpa dinamika bila semua makhluk hidup memiliki perspektif yang sama atas suatu perkara.
Toleransi memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena Negara kita, Indonesia, terdiri dari berbagai macam suku bangsa serta keyakinan, bila sedikit saja dari nilai keyakinan terusik maka bisa menimbulkan percekcokan yang akan berlangsung secara turun temurun. Oleh sebab itu kesadaran toleransi antar umat beragama harus dihidupkan kembali.
Namun, kata toleransi bukanlah suatu pembenaran dalam setiap perkara yang jelas salah dan melanggar dasar-dasar suatu keyakinan. Jangan sampai manusia sebagai makhluk yang memiliki akal fikiran menodai makna tolransi. Toleransi sebenarnya bukanlah merubah atau mengotak-atik dasar tradisi atau keyakinan dalam beragama, tetapi toleransi adalah menghormati dan memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk mengamalkan apa yang diyakini. Dalam kata lain tidak ada tolerasni antar agama tetapi toleransi antar umat beragama.
Mata kuliah Humanistic Studies merupakan salah satu cara untuk mengenalkan, menghidupkan dan mengaplikasikan nilai toleransi kepada generasi bangsa melalui calon-calon guru sebagai agen perubahan yang nantinya akan menjadi contoh bagi murid-muridnya.
Hal ini dapat dilihat dari content mata kuliah Humanistic Studies yang mengajarkan bahwa kita sebagai Manusia memiliki tiga peranan penting, yaitu :
1. Manusia sebagai individu;
2. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya; dan
3. Manusia sebagai makhluk yang beragama.
Bila ketiga hal ini dapat dipahami secara keseluruhan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka tidak hanya toleransi antar umat manusia yang tercipta, tetapi toleransi antar makhluk di muka bumi ini akan terwujud yang pada akhirnya bermuara pada cita-cita bersama sebagai makhluk hidup, yaitu keharmonisan dalam kehidupan.
HIDUP TANPA KEBERAGAMAN AKAN TERASA MATI
HIDUP TANPA DINAMIKA AKAN HAMPA
HIDUP TANPA TOLERANSI AKAN PUNAH.
M.Ramli Arrahman
2010 12 0002
Humanistic Studies I

Ramli menggunakan istilah toleransi. Saya suka dengan istilah ini. Memang hal-hal yang sudah pasti salah tidak bisa ditoleransi, tetapi terhadap hal-hal yang sifatnya relatif bisa ditoleransi. Pertanyaan saya, hal-hal apa yang jelas salah dan melanggar dasar-dasar suatu keyakinan?
BalasHapus