Who am I?

Foto saya
Jakarta Utara, DKI Jakarta, Indonesia
saya...................... Manusia yang sedang terus belajar sampai ajal menjemput

Kamis, 03 November 2011

Reflection Journal (Technology to teach writing)


Writing is the skill that needs technique, someone can be a writer if he/she always reading because writing comes up after reading and writing is the implementation of readers understanding. Despite that, reading and writing are unity that cannot be separated, both of them are the importance of schemata in developing cognitive about understanding of the form of text.
Writing activity should has purpose so that writers have reasons why and what the functions of writing are. To make easier the writers they have to pay attention to these focuses of writing (Raimes, 1991):
Ø  Focus on form/Focus focused approach (1960s). Writing was viewed as a means of reinforcing speech.
Ø  Focus on the writer/Process focused approach (1970s). Writing was viewed as a process of constructing personal meaning.
Ø  Focus on the content/content based approach (1980s). Writing was viewed as an important academic skill.
Ø  Focus on the reader/Audience dominated approach (1980s). Writing was viewed as a text understood by the reader.
Those focuses will guide writers to write in Second Language Acquisitions. Each focus also shows us the level of second language learner.
In teaching process, Teachers have to know and understand the focuses in writing managements, in order that the objectives of learning can be fulfilled through writing activity. The objectives of learning also determine what focus that will used by learners.
Impossible thing if learners want to develop their writing skill in academic purpose by using form focus approach because this approach focuses on grammar comprehension. Writing skill in academic purpose will be applicable by using content based approach.
To support and succeed the learning process in writing skill, learners need extra support from technology tools. The technology usage helps learners to perform independent study involve correction and immediate feedback, in the other words. The second language learners will be successful in second language acquisition if they use technology tools.

Muhamad Ramli Arrahman
2010 12 0002
Technology and Language Learning

Selasa, 01 November 2011

Memposisikan diri dalam berbagai situasi dan kondisi (M.Ramli Arrahman 2010 12 0002)

Kehidupan ini memiliki berbagai elemen di dalamnya, hal itu yang menyadarkan aku bahwa aku tidak hidup sendiri, berbagai peran harus aku jalani untuk menggapai cita-cita ku sehingga seiring pertumbuhan yang terjadi pada diriku, membuatku semakin banyak mengenakan ‘pakaian’ dan aku harus menjaga ‘pakaian’ itu tetap bersih demi menjaganya dan namaku sebagai pemakainya agar tetap bersih.



Aku sadari bahwa dalam mengarungi kehidupan ini harus memposisikan diri ini sesuai dengan keadaanya. Secara umum aku memiliki 4 ‘dunia’ di kehidupan ini dan agar tidak terjadi benturan antar tiap ‘dunia’ aku harus memposisikan diriku dan terkadang aku harus mengalahkan rasa ego serta prinsip hidupku.



Ø  Individu

Seorang Ramli sebagai individu adalah pria berdarah sumatera yang memiliki watak keras dan tegas, namun dia harus sedikit mengalah dengan keadaan bila dia sedang berurusan dengan orang lain yang memang memiliki watak lemah lembut. Hal ini mengajarkan Ramli, bila sifat individuntya lebih dominan dalam pergaulan, maka akan terjadi benturan antara ‘dunia’ individunya dengan ‘dunia’ miliknya yang lain.



Ø  Pelajar

Pelajar merupakan ‘pakaian’ terhormat yang harus dikenakan oleh Ramli, ketika ia menggunakan ‘pakaian’ ini maka ia harus berusaha menjaga ‘pakaian’ tersebut tetap bersih, karena tidak hanya dirinya yang akan terkena imbas bila ‘pakaian’ yang ia kenakan ‘kotor’, tetapi juga instansi yang melegitimasi dirinya untuk menggunakan ‘pakaian’ pelajar akan merasakan dampak negatif dari kotornya ‘pakaian’.



Ø  Pengusaha

Ramli adalah 1 dari sekian banyak remaja yang sedang belajar menjadi seorang pengusaha (meskipun kecil-kecilan). Saat ia memutuskan dirinya untuk berani menggunakan ‘pakaian’ Pengusaha, maka secara tidak langsung ia belajar bagaiamana untuk menurunkan kadar  keegoisan dan prinsip hidupnya yang keras. Bagaimana akan ada konsumen bila produsennya ‘angkuh’. Tetapi tidak juga karena ‘pakaian’ ini ia menjadi manusia yang lembek sehingga justru usahanya akan ‘dirampok’ oleh pihak lain.

Ø  Sosial
Dunia inilah yang mungkin efektif dalam meredakan sisi negatif dari ‘dunia individu’ seorang ramli, karena dengan sosial ia akan lebih belajar untuk melihat sesuatu dari segala aspek dan tidak serta merta mengambil keputusan. Dalam dunia sosial ia belajar bagaiamana hidup di tengah keberagaman dan berhadapan dengan berbagai aktor yang memainkan peranan mereka sesuai dengan dunianya. Ramli mencoba memahami makna KEBEBASAN dan ia sadar bahwa jangan sampai makna kebebasan melanggar arti kebebasan itu sendiri. Jangan sampai ia menggunakan haknya tetapi justru melanggar hak-hak orang lain.

Masing-masing ‘pakaian’ memiliki fungsi yang berbeda dan pemakainya harus tahu kapan mengenakan ‘pakaian’ sesuai dengan kegunaannya. Bila hal ini dijaga dan diaplikasikan dengan baik, niscaya tidak akan terjadi benturan-benturan antar elemen yang menyebabkan ternodanya ‘pakaian’ yang dikenakan dan akhirnya orang yang mengenakan ‘pakaian’ akan merasa malu karena ulahnya sendiri yang tidak bisa memposisikan diri dalam berbagai situasi dan kondisi.

M.Ramli Arrahman
2010 12 0002